Sabtu, 12 Desember 2015

Adzan Subuh Masih Di Telinga

Ketika fajar menjelang
Terlihat dia melangkah enggan
Seirama dengan dendang subuh  
Yang singgah di hati keruh
 
Sempit jalan berdesak bangunan
Memandang sinis mendakwa bengis
Perempuan satu dan hitamnya waktu 
Dihapusnya gincu dengan ujung baju
Dibuangnya dengus birahi sejuta tamu
 
Hari pagi menyambut kau kembali
Mengusap nadi mengelus hati
Sesal di hatimu kian mengganggu
Kau reguk habis semua doa doa 
Dari surau depan rumah yang kau sewa 

Tak terasa surya duduk di kepala
Azan subuh masih di telinga
Terdengar renyah tawa gadis sekolah
Menyibak tabir cerita lama
Didepan retaknya cermin yang telah usang

Menari dia seperti dahulu
Terdengar pelan ketuk pintu
Tegur anakmu buyarkan lamunan 
Perempuan satu kian terbelenggu



Iwan Fals (1984)

Kamis, 03 Desember 2015

Mencintai Itu Takdir




Ketika pertama bertemu aku merasa kagum dengan parasmu
dalam hati berkata "begitu indah mahluk ciptaanmu ini tuhan"
aku mulai bertanya-tanya apakah ini hanya hawa nafsu
ataukah memang benar engkau telah menciptakan permata ini untukku.

Perlahan aku mulai mengenalmu aku begitu kagum dengan lembut sikapmu
seakan diri ini malu apakah pantas perasaan ini melebur menjadi cintamu
namun aku tak terlalu memikirkan hal itu
yang aku pikirkan hanyalah berusaha menjadi pantas agar setara denganmu.

Lamban laun perasaan ini mulai melebur menjadi cinta
entah kenapa angan ini tidak bisa lepas untuk memikirkannya
hati ini selalu bahagia serasa ada yang berbeda dari sebelumnya
mungkin ini yang disebut sebagai cinta.

Setelah begitu banyak kenangan yang terukir dalam hati
hal yang kutakutkan selama ini akhirnya terjadi
ketika jarak dan kesibukan menghalangi komunikasi
dan akhirnya kau pergi tanpa memperdulikan janji.

Diri ini hanya bisa diam dan berdoa untuk kebaikanmu 
semoga kau tetap bahagia walaupun tidak lagi bersamaku
kejarlah apa yang menjadi keinginan dan bahagiamu
karena tak ada yang tahu apakah suatu saat kau akan kembali kepelukanku.




"aku bisa merencanakan dekat dengan siapa saja namun hati ini tak tau cinta ini untuk siapa"
"mencitai itu takdir dan menikah itu nasib" 

*tulisan ini dibuat di atas bukit bawah sengon ketika senja yang mulai tertutup oleh kabut.



by: AAF